Heterogenitas, kebhinnekaan sebagai kekuatan SMAN 2 Jakbar

- Minggu, 16 Januari 2022 | 06:15 WIB
Kebhinekaan SMA negeri 2 Jakarta (Setiawan Liu)
Kebhinekaan SMA negeri 2 Jakarta (Setiawan Liu)

Betawipos, Jakarta - SMA Negeri (SMAN) 2 Jakarta Barat (Jakbar) menilai bahwa heterogenitas social dan kebhinnekaan (berbeda-beda tetapi satu kesatuan) terjaga dari dulu sampai sekarang, dan tidak lepas dari peran para guru dan alumni.

“Heterogenitas dan kebhinnekaan menjadi kekuatan SMA Negeri 2 dari dulu sampai sekarang,” salah satu alumni dan guru SMAN 2 Yoha Yapani mengatakan kepada Redaksi (15/1).

Suasana heterogen juga terlihat pada setiap kegiatan reuni, gathering dan lain sebagainya. Sejak dulu, siswa-siswanya juga datang dari berbagai latarbelakang suku, agama, ras dan tidak pernah ada eksklusifitas dan klasterisasi.

Baca Juga: Ribuan Alumni SMA-SMK Se Bali 'Reuni' Dukung Jokowi-Amin

Siswa-siswa SMAN 2 mendapat pelajaran agama Islam, Kristen, Katolik, Buddha dari dulu sampai sekarang.

“Bahkan reuni kali ini diselenggarakan di Wihara Amurva Bhumi (Hok Tek Tjeng Sin), cerminan heterogenitas,” kata Yoha.

Sekitar 3 – 4 tahun yang lalu juga sudah ada murid beragama Khong Hucu di SMAN 2. Mengingat Pemerintah Indonesia, khususnya semasa pemerintahan presiden ke 4 RI, alm. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur memberi pengakuan resmi terhadap agama Khong Hucu.

Baca Juga: Jaksa Masuk Sekolah, Program Penyuluhan Hukum Kejari Karo Ke Pelajar SMA

“Tapi masalahnya, tidak ada SDM (sumber daya manusia) guru agama Khong Hucu. Sehingga mereka (murid beragama Khong Hucu) mengikuti sesi pelajaran di luar sekolah,” kata Yoha.

Hal yang sama, yakni kegiatan belajar mengajar agama Hindu di SMA 2 sempat terjadi kekosongan SDM guru. Sehingga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengirim guru ke SMAN 2. Tetapi pada tahun selanjutnya, siswa beragama Hindu tidak ada lagi.

Sehingga inisiatif Kemdikbud dengan diketahui kepala sekolah SMAN 2, guru agama Hindu tersebut dikirim ke SMK Negeri 11 Jl. Pinangsia 1 kec. Taman Sari Jakarta Barat.

Baca Juga: KBRI Tokyo Fasilitasi MoU Program Sister School SMA Indonesia - Jepang

 “Sebelumnya, ada murid yang namanya ‘Made’ dan ‘Ida Bagus’. Tapi ketika guru (agama Hindu) dikirim (Kemdikbud), murid-muridnya sudah lulus. Akhirnya SDM gurunya dikirim ke SMK 7, karena lokasinya juga berdekatan dengan SMAN 2,” kata Yoha Yapani.

Peran Guru Sebagai Role Model.

Halaman:

Editor: Supri Opa

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Pentas Teater di STKIP PGRI Trenggalek

Sabtu, 4 Februari 2023 | 12:10 WIB

Bencana alam marak ,Alumni UB gelar seminar Hybrid

Selasa, 1 Maret 2022 | 15:34 WIB

UB Malang Kukuhkan 2 Profesor

Sabtu, 29 Januari 2022 | 08:21 WIB

Wapres beri apresiasi dalam dies natalis UB ke 59

Rabu, 5 Januari 2022 | 10:51 WIB
X