Betawipos, Jakarta - Berharap Pasar Ikan Modern (PIM) di Muara Baru, Penjaringan Jakarta Utara menjadi seperti pasar induk di distrik Chuo, Tokyo Tsukiji Fish Market yang ada di Jepang, perlu proses dan perjuangan keras yang lebih keras lagi untuk meraihnya.
Kondisi PIM terutama kegiatan pelelangan ikan mulai hiruk pikuk usai Maghrib. Tetapi puncaknya, yakni ketika mobil-mobil angkut masuk sampai depan area dimana para pedagang menempatkan lapak-lapak ikannya.
“Sekitar jam 8-9 malam, kalau mobil bongkar muat, (aktivitas) padat. PIM perlu penambahan lahan. Banyak pedagang mengeluh karena sempit saat bongkar muat,” staf operasional PIM Ahmad Wijayakarta mengatakan kepada Redaksi.
Baca Juga: Pelele perempuan yang tebar pesona di tempat pelelangan ikan PIM
Presiden Joko Widodo meresmikan PIM pada 13 Maret 2019, dan sempat mempromosikan pasar ini melalui akun instagram pribadinya.
Idealnya PIM Muara Baru menjadi ‘Tsukiji Fish Market’ nya Indonesia karena menyatu dengan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta, Muara Baru.
PIM Muara Baru memiliki fasilitas yang menunjang kenyamanan pedagang dan pembeli dalam bertransaksi jual beli.
Baca Juga: Konstruksi connecting tanggul raksasa dibuat letter L untuk lindungi kampung nelayan
“permasalahan, pada saat jam-jam sibuk sekitar pukul 8 – 9 (malam), mobil-mobil angkut keluar masuk. Ketika sopirnya parkir, sering berebutan dengan pelele (kelompok ibu-ibu yang jual beli ikan). Mereka (pelele) claim menempati disitu, dan tidak mau bergeser. Kalau pelelangan yang lama, area bongkar muat agak lega dan luas terbuka, tanpa sekat tembok,” kata laki-laki yang akrab disapa ‘Toto’.